NamaRumah Adat Papua: Lengkap Beserta Gambar dan Penjelasan. 7 Jenis Rumah Adat Papua Lengkap Nama dan Gambar! Nama Rumah Adat Papua Beserta Penjelasannya untuk Pengetahuan. Rumah Kaki Seribu, Pesona Kekayaan Kultural Rumah Adat Papua Barat. 5 Nama & Gambar Rumah Adat Papua Terpopuler, Wajib Tahu! - Lamudi
Kesenian dan Kebudayaan Papua Papua adalah sebuah provinsi yang terletak di paling timur Indonesia. Provinsi ini merupakan provinsi yang masih kental dan kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada di provinsi tersebut, provinsi ini memiliki berbagai suku seperti suku asmat yang mendiamin provinsi tersebut, dengan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah mereka. Kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah ini sangat menarik, dan unik. Papua memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian dan kebudayaan tersebut sangat unik dan menarik. Berikut beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Papua Bahasa Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada di Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak mengerti bahasa Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada di Papua Pakaian Tradisional Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat itu memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa bentuk burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada juga masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya menggunakan koteka dalam membalut tubuhnya Rumah Adat Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan. Tari Tradisional 1. Tari Musyoh Tari Musyoh adalah tari tradisional Papua yang merupakan tarian sakral suku adat yang ada di Papua yang bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat papua yang meninggal karena kecelakaan. Suku adat Papua tersebut mempercayai bahwa apabila ada yang meninggal karena kecelakaan, maka arwahnya tidak tenang, sehingga dilakukanlah tarian skral ini Tari Musyoh untuk menenangkan arwah orang yang kecelakaan tersebut. Tari tradisional Musyoh ini diiringi oleh alat musik tradisional Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa ini juga digunakan pada beberapa tarian dari Suku Adat Papua lainnya. 2. Tari Sajojo Tari Sajojo adalah merupakan tarian pergaulan berbagai suku adat di Papua. Tarian ini sudah cukup terkenal sebagai tarian penyambut tamu yang sering dipertunjukan dalam acara penyambutan tamu maupun acara lainnya. Para penari sajojo menari dengan cara melompat dan menghentak-hentakkan kakinya. Berbagai alat musik tradisional Papua seperti tifa juga dipergunakan untuk mengiringi tari sajojo ini. Tari Sajojo ini mulai terkenal sekitar tahun 1990an. Bahkan sejak saat itu, tarian ini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tarian yang dinamis ini memang bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam perkembangannya musik pengiring tari sajojo ini makin berkembang bahkan diantaranya sudah menggunakan musik modern yang banyak dikenal masyarakat. Tarian ini kerap diiringi lagu daerah Papua, Sajojo. Lagu Sajojo ini menceritakan tentang gadis cantik papua yang menjadi idola di kampungnya. 3. Tari Yospan Tari Yospan merupakan tarian pergaulan muda-mudi di Papua. Tarian ini muncul sekitar tahun 1960 dan bahkan pernah populer dan dipergunakan sebagai gerak pada senam kesehatan jasmani. Kata Yospan sendiri merupakan akronim dari Yosim Pancar yang merupakan nama tarian tersendiri. Tari yospan ini memang merupakan penggabungan dari 2 tarian tradisional suku Papua. Yosim merupakan tarian dari daerah Teluk Sairei, sedangkan tari Pancar berasal dari daerah Biak, Numfor dan Manokwari. Tarian Yospan ini biasanya dilakukan oleh 2 Grup terdiri dari grup penari dan musisi. Alat musik pengiring tarian yospan antara lain tifa, gitar, ukulele dan bas bersenar 3. Tidak ada patokan khusus pada Pakaian yang dikenakan penari dan musisi dalam tarian yospan. Setiap grup Yospan memiliki pakaian tersendiri namun masih mencirikan pakaian Papua. Senjata Tradisional Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan musuh. Seperti pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulu burung tersebut yang menghiasi pinggiran belati tersebut. Namun ada senjata lain yang biasanya di gunakan yaitu busur dan panah serta lembing yang digunakan untuk berburu Makanan Khas 1. Papeda Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang dikenal dengan nama papeda. Masyarakat papua biasanya menyantap papeda bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis. 2. Sate Ulat Sagu Salah satu makanan khas Papua lainnya adalah Sate Ulat Sagu. Jenis makanan ini bagi kita mungkin akan membuat mual bahkan muntah. Ulat Sagu ini didapatkan dari batang pohon sagu yang sudah tua. Masyrakat asli papua yang telah terbiasa hidup di alamseringkali mwngkonsumsi ulat sagu diolah terlebih dahulu. Namun sekarang ulat sagu ini sudah diolah dengan cara dibakar hingga hampir mirip dengan sate. Lebih tepatnya sate ulat sagu ini adalah makanan khas Raja Ampat. 3. Ikan Bungkus Ikan bungkus khas papua ini dibuat dari dua bahan yaitu ikan laut dan daun talas sebagai bahan untuk membungkusnya. Bumbu khasnya rempah yang digunakan pun hanya garam untuk memberikan rasa asin dan untuk menghilangkan getah pada daun talas yang digunakan. Bahan dan bumbunya sedikit dan cara membuatnya pun sangat sederhana dan mudah. Dalam pembuatanya pertama bersihkan ikan kemudian dimasukkan kedalam daun talas dan ditutup. terakhir dibakar diatas api kecil hingga masak. Kalau sudah masak ya diangkat dan langsung disajikan saat hangat. Alat Musik Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu tifa. Tifa merupakan salah satu alat musik pukul yang bentuknya hampir mirip dengan gendang. Alat musik tifa terbuat dari kayu yang mana pada bagian tengah kayu tersebut dibuat lubang besar yang dibersihkan. Lalu diujung salah satu kayu tersebut ditutup dengan menggunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang berfungsi agar alat musik tifa ini bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus. Kerajinan Tangan Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat dari bahan-bahan yang tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama Noken. Kerajinan ini di buat dari kulit kayu yang di anyam, dan warna yang diguanakan berasal dari pewarna alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken ini biasa di gunakan dan di bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala. 4 Tradisi Unik Di Papua Yang Jarang Diketahui di bawah ini. 1. Tradisi Bakar Batu Tradisi Bakar Batu Barapen Salah satu tradisi budaya tertua di Papua ini, dapat dikatakan sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan, akan tetapi di daerah tertentu Bakar batu biasanya juga dilakukan dalam prosesi upacara kematian. Tradisi Bakar Batu merupakan sebuah cara yang digunakan masyarakat Papua, untuk memasak beberapa jenis bahan makanan Ubi, Singkong, daging Babi dan sayur-sayuran di atas batu yang telah dipanaskan. Caranya pun tak sembarangan, ada beberapa tahapan untuk melakukan Bakar Batu, diantaranya adalah menyiapkan lubang untuk tempat menyusun kayu bakar dan batu, beserta bahan makanan yang akan dimasak. Setelah lubang tergali, batu-batu yang telah dikumpulkan disusun berdasarkan ukuran. Batu yang besar di letakkan pada bagian paling bawah, dan di bagian atas akan disusun kayu bakar. Selanjutnya lapisan kayu bakar tersebut akan dilapisi kembali dengan batu yang ukurannya lebih kecil, setelah itu proses pembakaran dilakukan untuk memanaskan batu. Setelah batu menjadi panas, barulah bahan makanan yang telah disiapkan disusun sedemikian rupa diatas batu tersebut. Lalu setelah semua bahan makanan tersebut matang, maka dilakukan kegiatan makan bersama. Tradisi Bakar Batu ini, memiliki beberapa sebutan nama yang berbeda untuk masing-masing daerah, namun biasanya dikenal dengan sebutan Barapen. 2. Tradisi Potong Jari Suku Dani Tradisi Potong Jari Banyak cara menunjukkan rasa berduka cita bila ditinggalkan anggota keluarga yang meninggal dunia. Namun, untuk suku Dani yang mendiami wilayah Lembah Baliem, di Papua rasa sedih dan duka cita diwujudkan dengan memotong jari, bila terdapat anggota keluarga seperti suami/istri, ayah, ibu, anak dan adik. Tradisi yang wajib dilakukan ini, menurut mereka adalah sebagai simbol dari kesedihan yang teramat dalam seseorang yang kehilangan anggota keluarganya, selain itu potong jari diartikan pula untuk mencegah kembali malapetaka yang menyebabkan kematian dalam keluarga tersebut. Tradisi potong jari ini dilakukan dengan berbagai banyak cara, mulai dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak, atau parang. Cara lain yang digunakan adalah dengan menggigit ruas jarinya hingga putus, mengikatnya dengan seutas tali sehingga aliran darahnya terhenti dan ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakukan pemotongan jari. 3. Tradisi Ararem Suku Biak Tradisi unik lainnya di Papua adalah Ararem, yaitu prosesi mengantar mas kawin oleh suku Biak. Dalam prosesi ini, mas kawin akan diantarkan dengan berjalan kaki, disertai nyanyian dan tarian. Uniknya kebanyakan tradisi Ararem dilakukan dengan membawa dan mengibar-ngibarkan bendera merah putih, tak banyak referensi yang dapat menjelaskan mengapa dalam tradisi ini bendera tersebut digunakan. Keunikan tradisi di Papua oleh suku Biak dalam mengantar mas kawin dengan arak-arakan, serta membawa bendera negara tersebut, kemungkinan besar hanya satu-satunya di Indonesia dan tidak dilakukan oleh suku lain di luar Papua. 4. Tradisi Tato Selama ini orang hanya mengira bahwa tradisi tato di Indonesia, hanya dilakukan oleh suku Dayak di Kalimantan. Akan tetapi di Papua ternyata terdapat tradisi merajah tubuh, yang telah berjalan turun temurun. Beberapa suku yang biasanya menghiasi tubuhnya dengan tato adalah suku Moi dan Meyakh di daerah Papua Barat. Motif tato yang dibubuhkan pada tubuh suku-suku di Papua memiliki perbedaan dan ciri tertentu, umumnya tato tersebut memiliki motif geometris atau garis-garis melingkar serta titik-titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang dibariskan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tato di Papua pun memiliki keunikan, diantaranya adalah menggunakan duri pohon sagu atau tulang ikan, dan mencelupkanannya kedalam campuran arang halus dan getah pohon langsat. Umumnya tato dilakukan pada bagian dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul, punggung dan juga di bagian tangan. Sistem Kepercayaan Sebagian masyarakat Papua masih memiliki kepercayaan totemisme, sebagai bentuk kepercayaan yang memandang asal-usul manusia berasal dari dewa-dewa nenek moyang, dan masih ada suku suku yang tertutup atau tidak mau berhubungan dengan dunia luar. Namun beberapa masyarakat Papua sudah memiliki dan memeluk agamanya yang resmi dari Indonesia.
KebudayaanPapua Yang Fenomenal. By hambah tera. December 14, 2016. Papua barat yang dulu dikenal dengan nama Irian Jaya adalah bagian dari pulau Papua Nugini dan juga merupakan wilayah Indonesia paling timur. Wilayah Papua mencakup beberapa pulau kecil di sekitarnya termasuk pulau Biak. Sebagian besar wilayahnya tertutupi hutan lebat yang Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya - Setiap suku bangsa si Provinsi Papua memiliki jenis pakaian adat yang berbeda. Namun, secara umum jenis pakaian adat di provinsi ini sangat sederhana meskipun tidak mengurangi keindahannya. Yang selama ini mewakili pakaian adat Provinsi Papua adalah cawat dan koteka. Jenis pakaian adat tersebut berasal dari pakaian adat suku bangsa Asmat dan suku bangsa Dani. Meskipun sebenarnya jenis pakaian tersebut sangat umum dipakai oleh suku-suku bangsa asli Papua. Pakaian Adat Suku Asmat, Papua Pakaian adat suku Asmat berupa "rok mini" dan cawat sebagai penutup bagian aurat kemaluan laki-laki dan perempuan. Laki-laki asmat mengenakan rumbai-rumbai semacam rok mini yang disebut pummi. Rok mini ini terbuat dari anyaman daun sagu yang diberi penahan asemen dan ikat pinggang dari rotan. Tutup kepalanya disebut kasuomer. Tutup kepala ini dibuat dari anyaman daun sagu dan akar kayu yang diberi hiasan dari bulu burung kasuari atau cendrawasih. Perlengkapan lainnya yaitu kalung tisen pe dari biji pohon tisen dan gelang pada pangkal lengan sof betan. Pada sof betan lengan kanan terselip pesuwe yaitu semacam pisau belati yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kaum perempuan suku Asmat mengenakan tok yaitu semacam cawat yang terbuat dari anyaman daun sagu. Tok merupakan pummi yang rumbai-rumbai bagian depannya dikumpulkan, lalu ditarik kebelakang melalui celah paha sehingga mirip cawat. Sebagai penutup dada, perempuan Asmat mengenakan semacam kutang. Kutang itu terbuat dari daun sagu yang disebut peni atau samsur. Sebagai pengikatnya terbuat dari akar pandan yang disebut tali bow. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Hal yang tidak ketinggalan dari suku Asmat adalah rias tubuh wasse mbi. Rias tubuh itu berupa gambar corak hias garis sejajar atau lurus yang sangat impresif diseluruh tubuh, baik laki-laki maupun perempuan Asmat. Rias tubuh ini lebih banyak dilakukan ketika sedang melaksanakan upacara adat. Komposisi warnanya terdiri atas warna merah, putih, hitam, dan hijau dengan latar kulit yang gelap mengkilat. Sebuah perpaduan yang semakin membuat tampak garang dan berwibawa. Pakaian Adat Suku Dani, Papua Pakaian jenis koteka dikenakan oleh suku pedalaman,seperti suku Dani, suku Yali, dan suku Lani. Koteka yang juga disebut holim dibuat dari kulit buah labu kalabasah yang dikeringkan dan dibuang isinya. Ada dua jenis koteka, yaitu holim kecil halus, dan holim pendek besar. Saat dikenakan koteka diikatkan ke pinggang dengan tali halus agar tidak jatuh. Sebagai hiasan kadang ujung holim ada yang diberi hiasan bulu burung atau bulu ayam. Selain mengenakan koteka, laki-laki suku Dani mengenakan swesi topi bulat dari bulu burung, siloki inon, topi dari bulu kus-kus hitam, sekan anyaman rotan pada lengan dan pergelangan tangan, walimo hiasan dada semacam dasi terbuat dari anyaman kulit kayu, wam maik aksesoris dari taring babi, wali moken kulit kerang yang diikat pada dahi, cipat kalung penangkal guna-guna, serta senjata berupa wayeske panah dan busur, sege tombak panjang, dan mul perisai dari anyaman rotan. Sementara itu pakaian adat suku bangsa Yali hampir sama. Hanya saja laki-laki suku bangsa Yali mengenakan lilitan rotan yang menyerupai rok. Inilah ciri khas dari pakaian adat suku bangsa Yali yang tinggal berdampingan dengan suku bangsa Dani di lembah Baliem. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Kaum perempuan suku Dani mengenakan semacam rok yang disebut yokal. Rok ini terbuat dari serat kayu wam yang dipintal dengan rapi. Biasanya rok ini berwarna hitam, kuning dan kemerah-merahan. Warna warni ini berasal dari getah kulit atau bunga anggrek. Para gadis suku Dani memakai rok yang disebut sali. Rok ini terbuat dari bahan serat kem atau sejenis daun pandan. Cara memakainya dengan dililitkan seputar pinggang dan disimpulkan bagian perut. Demikian pembahasan tentang "Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya" yang dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Papua Giyarto". Baca juga artikel kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs Berikutadalah beberapa jenis RAM : 1. DRAM (Dynamic Random Access Memory) a. jenis RAM yang menyimpan setiap bit data yang terpisah dalam kapasitor dalam satu sirkuit terpadu. b. Data yang terkandung di dalamnya harus disegarkan secara berkala oleh CPU agar tidak hilang.
8 Senjata Tradisional dari Papua Beserta Fungsi dan Gambarnya Lengkap – Indonesia terdiri atas banyak pulau yang memiliki keberagaman kebudayaan di dalamnya. Di ujung Merauke, kita mengenal Pulau Papua yang memiliki berbagai kebudayaan dengan keindahan alam dan hewan eksotisnya. Saudara kita di Papua adalah masyarakat yang spesial dan patut untuk dihargai kebudayaannya. Mereka juga memiliki hak untuk menjadi WNI sebagaimana mestinya dan masih menjalani kehidupan dengan budayanya. Senjata Tradisional dari PapuaDaftar IsiSenjata Tradisional dari Papua1. Alat Tusuk dari Tulang Kuskus Papua2. Pisau Belati Papua3. Tombak Tradisional Papua4. Parang Papua5. Kapak Batu Khas Papua6. Pahat Khas Papua7. Badik Papua8. Busur dan Panah Papua Daftar Isi Senjata Tradisional dari Papua 1. Alat Tusuk dari Tulang Kuskus Papua 2. Pisau Belati Papua 3. Tombak Tradisional Papua 4. Parang Papua 5. Kapak Batu Khas Papua 6. Pahat Khas Papua 7. Badik Papua 8. Busur dan Panah Papua Mereka masih menjunjung tinggi kebudayaan untuk mempertahankan kelestariannya. Dapat dikatakan bahwa mereka sangat menghargai alam yang mereka pijaki. Kita juga mengenal Papua tidak hanya dari kebudayaannya, tetap juga keindahan alam dan hewan-hewan eksotis yang masih hidup disana. Burung Kasuari, adalah salah satu contoh hewan eksotis yang saat ini juga dalam perlindungan sebab terancam punah. Namun, keberadaanya masih bisa ditemukan di pedalam hutan di wilayah Papua. Kali ini kita akan lebih dalam membahas mengenai berbagai senjata tradisional dari Papua. Kira-kira ada apa saja yang senjata tradisional dari Papua? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini. Senjata tradisional adalah alat yang penting dalam sebuah kebudayaan. Selain digunakan untuk menandai asal muasal suku atau daerah, senjata tradisional juga digunakan untuk membantu keperluan hidup seperti berburu dan perang. Seperti halnya berbagai senjata tradisional dari Papua, yang memiliki keunikan serta kegunaannya masing-masing. Berikut ini berbagai senjata tradisional dari Papua serta fungsinya bagi masyarakat Papua. 1. Alat Tusuk dari Tulang Kuskus Papua Alat tusuk dari tulang kuskus adalah senjata tradisional Papua yang dimiliki oleh salah satu suku asli di Papua, yaitu suku Bauzi. Suku ini hidup secara semi nomaden, sebab suku Bauzi tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Alat Tusuk dari tulang Kuskus digunakan untuk berburu binatang dan alat keperluan panen. Alat Tusuk dari Tulang kuskus adalah senjata tradisional ramah lingkungan, sebab proses pembuatannya tidak menggunakan alat industri yang mencemari alam. Senjata tradisional ini terbuat dari bahan tulang hewan kuskus yang nantinya dibersihkan. Lalu, diruncingkan pada batu asahan dengan menggosoknya, proses itu dilakukan secara terus menerus sehingga ujung senjata menjadi runcing. 2. Pisau Belati Papua Pisau Belati Papua adalah senjata tradisional dengan ukuran yang kecil. Senjata ini memiliki bentuk yang unik, sebab terdapat rumbai-rumbai pada bagian gagang senjata. Pisau Belati Papua sering digunakan untuk menyayat dan memotong ketika sedang berburu binatang di hutan. Senjata tradisional ini terbuat dari bahan yang sulit ditemukan di daerah lainnya, yaitu tulang burung kasuari. Tulang dari burung kasuari sering dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menjadi alat yang bermanfaat untuk kehidupan. Bulu yang melekat di gagang pisau juga berasal dari bulu burung kasuari. 3. Tombak Tradisional Papua Tombak Tradisional Papua adalah senjata yang biasa digunakan sebagai alat pertempuran dan perburuan. Tombak ini juga sering digunakan untuk properti dalam sebuah tarian daerah di Papua. Tombak ini dibuat dari bahan-bahan dasar yang mudah ditemukan di alam, yaitu kayu yang biasa diolah untuk membuat gagang. Sedangkan, bagian mata tombak menggunakan batu kali yang nantinya akan diasah agar semakin tajam. Tombak ini dapat dikatakan spesial karena memiliki aturan tersendiri dalam adat Papua, yaitu tidak diperkenankan untuk menggunakan tombak ini selain untuk berburu atau perang. Dalam adat tradisional di Papua, tombak juga diartikan sebagai lambang dari kegagahan seorang pria. Sehingga, tombak harus selalu disimpan dengan baik oleh pemiliknya. 4. Parang Papua Parang Papua adalah senjata tradisional yang berasal dari daerah Papua Barat. Senjata ini melambangkan kekuatan dan keuletan seorang pria dalam sebuah rumah tangga. Masyarakat Papua Barat menyebut senjata itu dengan nama jalowy. Proses pembuatan senjata Parang Papua membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab, Parang tersebut memiliki bahan dari sebuah batu yang dibelah, dan nantinya harus diasah hingga tajam dan membentuk sebuah senjata parang. Selain digunakan untuk perlindungan diri, senjata ini juga digunakan sebagai keperluan rumah tangga, memasak, memotong daging, hingga menebang pohon sagu. Tak hanya itu, Parang Papua juga bisa digunakan dalam kegiatan industri seperti pertanian atau bahkan untuk melamar calon pasangan wanita. 5. Kapak Batu Khas Papua Kapak Batu adalah senjata tradisional yang menjadi lambang dari daerah Irian Jaya. Senjata ini masih digunakan oleh suku di Papua, senjata ini juga masih sering digunakan alat untuk aktivitas keseharian. Cara membuat kapak batu juga bisa dikatakan cukup mudah, yakni hanya dengan mengikat satu potong batuan ke sebuah kayu yang akan digunakan sebagai alas untuk pegangan. Pada zaman dahulu, masyarakat Papua menggunakan kapak batu ini untuk menebang pohon hingga membuat sagu. Fungsi utama dari senjata tradisional ini adalah untuk pertahanan diri ketika terjadi pertempuran. Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, orang-orang lebih banyak menggunakan kapak batu sebagai alat untuk menggosok senjata dari besi, memotong tanaman, dan juga membelah kayu. 6. Pahat Khas Papua Pahat adalah senjata tradisional yang memiliki beragam fungsi, yaitu untuk memotong rotan yang nanti akan dianyam, melubangi kayu, dan menusuk musuh bila terjadi peperangan. Namun, saat ini pahat sudah beralih fungsi menjadi perkakas atau alat-alat yang digunakan dalam bidang pertukangan. Menurut sejarah adat, pahat adalah alat yang biasa digunakan untuk memangkas jari-jari tangan jenazah yang berasal dari anggota keluarga yang meninggal. Namun, budaya tersebut telah mendapatkan larangan oleh pemerintah dan saat ini pahat hanya boleh digunakan sebagai alat dalam kegiatan industri. Proses pembuatan dari pahat juga tidak terlalu susah. Hal yang dibutuhkan hanya kejelian agar tidak menggosok bagian ujung pahat terlalu tipis. Untuk menambah kenyamanan ketika menggunakan, para pengrajin pahat akan menempelkan lilitan dari kayu yang tipis agar nyaman ketika digenggam. 7. Badik Papua Badik sebenarnya adalah senjata tradisional yang berasal suku Bugis, Makassar. Namun, senjata ini sekarang juga menjadi senjata tradisional di Papua setelah masyarakat di Papua mulai mengenal budaya dunia luar. Senjata Badik ini memiliki bentuk sedikit pendek mirip dengan pisau, namun ada mitos yang mengatakan jika senjata badik tersebut dipercaya memiliki kegunaan dan juga keampuhan yang dikenal dari gaya pada badik suku Bugis. Masyarakat di Papua juga meyakini jika senjata badik ini memiliki nilai dan juga makna tertentu di dalamnya. Hingga masyarakat di wilayah Papua juga menjadikan senjata tersebut sebagai senjata tradisional yang digunakan untuk bertempur dan berkelahi. 8. Busur dan Panah Papua Busur dan Panah adalah senjata tradisional dari Papua yang sering digunakan untuk berburu babi hutan dan binatang lainnya. Tak hanya itu, fungsi dari busur dan panah juga sebagai alat yang akan selalu dibawa berdampingan dengan tombak. Busur dan panah juga sering digunakan masyarakat untuk berperang, namun ada perbedaan bahan yang digunakan pada mata panahnya. Jika tujuan panah digunakan untuk berburu binatang, maka mata panah yang digunakan terbuat dari bahan bambu. Namun, jika digunakan untuk berperang, maka mata tombak yang digunakan terbuat dari bahan tulang binatang. Namun, pada saat ini senjata busur dan panah sudah banyak mengalami perkembangan dan juga perubahan bentuk akibat dari efek modernisasi. Sehingga, muncul cabang olahraga panahan yang memiliki kesamaan dari segi teknik dan alatnya. Hal yang membedakan hanya pada tujuan digunakannya busur dan panah. Untuk panahan digunakan dalam kegiatan rekreasi, sedangkan senjata busur dan panah Papua digunakan untuk alat pertahanan hidup. Nah, itu tadi pembahasan mengenai senjata tradisional dari Papua. Keunikan yang ada di senjata tradisional tersebut juga melambangkan kekayaan budaya yang ada di Papua. Harapannya dengan artikel ini kalian dapat lebih memahami dan melestarikan kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Kalian dapat membaca artikel lainnya mengenai senjata tradisional pada kolom yang tersedia di Mamikos. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
SedangkanRencong yang umumnya dipakai masyarakat biasanya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau. Berdasarkan bentuknya, Rencong yang merupakan senjata tradisional Aceh bisa kita temukan dalam 4 jenis, yaitu Rencong Meucugek, Rencong Meupucok, Rencong Pudoi, dan Rencong Meukuree. Rencong Meupucok adalah Rencong yang bergagang kecil di bagian Suku Papua – Papua adalah pulau yang terletak di bagian paling timur Indonesia. Sebelumnya Papua disebut Irian Barat atau Irian Jaya. Di sana terdapat banyak Suku Papua yang beragam. Sekitar ratusan suku ada di sana. Selain terdapat banyak suku yang mendiami di papua, papua juga terkenal dengan kekayaan alam yang terpendam di dalamnya. Banyak jutaan mata di dunia yang tertarik dengan pulau ini. Bukan hanya sumber daya alamnya yang melimpah saja, keindahan alam papua juga bak surga dunia yang sangat mempesona. Selama belasan tahun terakhir ini, nama papua telah dikenal orang di dunia. Beragam keunikan yang dimiliki papua akan membuat anda jatuh hati dengan pulau ini, khususnya adalah Suku Papua yang banyak dan mempunyai ciri khas sendiri. Ada banyak sekali Suku Papua. Tidak sedikit dari suku tersebut masih primitif dan memegang erat adat istiadat nenek moyang sampai sekarang. Seperti Suku Asmat, Suku Amungme, Suku Asmat mungkin familiar di telinga anda. Bukan hanya itu saja, masih banyak suku lagi di papua. Daftar Suku Bangsa di Papua Menurut sumber yang ada, menyatakan bahwa manusia pertama yang bermigrasi ke Papua lebih dari 45 ribu tahun yang lalu. Saat ini, populasi suku-suku di papua lebih dari 3 juta jiwa. Sebagian dari mereka tinggal di dataran tinggi. Berikut adalah Suku Papua yang banyak diperbincangkan 1. Suku Asmat Suku Asmat adalah suku terbesar dan paling terkenal di antara sekian banyaknya suku di Papua. Salah satu hal yang membuat Suku Asmat cukup terkenal adalah hasil ukiran kayu yang sangat khas. Beberapa motif seringkali menjadi tema utama dalam hal membuat ukiran ini. Biasanya Suku Asmat mengambil tema nenek moyang mereka atau biasa disebut mbis. Bagi Suku Asmat seni ukir merupakan perwujudan dari mereka melakukan ritual untuk mengenang arwah leluhurnya. Sering kali ditemui motif yang menyerupai perahu. Mereka percaya simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. 2. Suku Amungme Suku Amungme memiliki 13,000 orang dan tinggal di dataran tinggi papua. Salah satu Suku Papua ini memiliki cara yang sangat unik. Mereka menjalankan pertanian yang berpindah serta melakukan kegiatan dengan berburu dan mengumpul. Suku Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur mereka. Mereka menganggap sekitar gunung adalah tempat yang suci. Gunung yang dijadikan penambangan emas oleh merupakan gunung suci yang sangat di aung-agungkan. Masyarakat Suku Amungme menyebutnya dengan nama Nemang Kawi. Nemang artinya panah dan kawi artinya suci, jadi Nawang Kawi adalah panah yang suci atau dengan makna bebas perang atau perdamaian. Wilayah Suku Amungme disebut Amungsa. 3. Suku Dani Suku Dani adalah salah satu dari sekian banyaknya Suku Papua yang mendiami di daerah pegunungan serta mendiami keseluruhan Kabupaten Jayawijaya. Banyak orang mengenal Suku Dani mendiami suatu wilayah di Lembah Baliem. Dimana tempat itu terkenal dengan petani yang terampil dan sudah menggunakan perkakas seperti kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan kayu galian yang terkenal kuat dan berat. Suku Dani masih banyak mengenakan koteka atau penutup kemaluan pria. Sedangkan untuk wanita mengenakan pakaian wah yang terbuat dari rumput atau serat. Mereka tinggalnya di rumah honai. Upacara besar serta keagamaan dan perang masih dilaksanakan Suku Dani. Suku ini pertama kali diketahui di Lembah Baliem sekitar ratusan tahun yang lalu. 4. Suku Korowai Suku Korowai ini mendiami area luas di dataran rendah di selatan pegunungan Jayawijaya. Daerah itu membentuk rawa, hutan mangrove dan lahan basah. Suku Korowai memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah salah satunya manusia di bumi. Suku Korowai juga salah satu Suku Papua yang tidak mengenakan koteka. Banyak orang mengenal Suku Korowai dikenal sebagai pemburu-pengumpul yang tinggal dirumah pohon. 5. Suku Muyu Suku Muyu Adalah salah satu suku asli papua yang hidup dan berkembang di Kabupaten Boven Digoel. Nenek moyang Suku Muyu dulunya tinggal di daerah sekitar sungai muyu yang terletak di sebelah timur laut Merauke. Uniknya lagi, beberapa anthropologist menyebut Suku Muyu adalah Primitive Capitalists. Suku Muyu dianggap sebagai suku pedalaman yang pintar. Mereka menduduki posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel. Dari 1800 pegawai negeri sipil, sekitar 45% nya adalah dari Suku Muyu. Suku Muyu terkenal hemat, pekerja keras dan sangat menghargai pendidikan. Mereka menyebut dirinya sendiri dengan istilah Kati. Maknanya adalah manusia yang sesungguhnya. 6. Suku Bauzi Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat, suku Bauzi maasuk daftar 14 suku yang terasing. Sebagai suku yang menempati kawasan terisolir, sebagian lelaki suku bauzi mengenakan cawat yang berupa selembar dan atau kulit pohon yang telah dikeringkan lalu diikat dengan tali pada ujung alat kelamin. Sedangkan para wanita mengenakan selembar daun atau kulit kayu yang dikeringkan dan di tali di pinggang mereka untuk menutupi auratnya Pada acara pesta adat atau penyambutan tamu, para lelaki dewasa mengenakan hiasan kepala dari bulu kasuari dan mengoles tubuh mereka dengan sagu. Sebagian besar suku ini masih hidup dengan taraf berburu dan meramu serta semi nomaden. 7. Suku Huli Suku Huli juga salah satu suku terbesar Suku Papua. Mereka melukis wajah mereka dengan warna kuning, merah dan putih. Mereka terkenal dengan tradisi mereka yang membuat wig dari rambut mereka sendiri. Alat seperti kapak dengan cakar juga tak ketinggalan melengkapi mereka agar menambah kesan menakutkan. Kesimpulannya, banyak sekali suku yang mendiami pulau papua ini. Sebagian dari mereka memiliki keunikan tersendiri daripada suku lainnya. Sebagai warga Indonesia kita harus bangga dengan pulau Papua yang menyimpan kekayaan alam Indonesia serta wilayahnya yang indah bak surga dunia. Kita juga harus bangga dan menghormati saudara kita yang ada di pedalaman dan di daerah yang terisolir. Suku Papua
Kebudayaanadalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang untuk memahami dan menginterpretasi segala tingkah laku manusia. Kebudayaan tidak bisa lepas dari manusia, karena segala tingkah laku manusia merupakan kebudayaan kali ini kita akan mengenal Kebudayaan Papua . 1. Letak geografis. 2. Mengenal Sistem upacara keagamaan. 3.
Pakaian adat papua adalah salah satu ciri khas dan wujud nyata kekayaan budaya yang ada di daerah Papua. Menjadi satu negara dengan ragam perbedaan, tidak mengherankan jika Papua yang berada di ujung negeri ini juga menyimpan segudang keunikan budaya yang bisa dipertontonkan sebagai ciri khas negeri ini. Daerah paling timur Indonesia ini terkenal dengan berbagai macam suku yang mendiaminya. Suku-suku tersebut juga menjadi ciri khas penting dari wilayah papua. Beberapa suku di papua yang sangat terkenal adalah suku asmat, suku dani, suku biak, suku kamoro, dan suku waropen. Dari beberapa suku ini, kebudayaan wilayah papua pun semakin kaya dan beragam. Untuk pakaian adatnya sendiri, bermakna lebih dekat kepada kedekatan suatu suku dengan alam sekitar. Nama pakaian adat papua memang dibedakan lagi menjadi dua yaitu baju adat untuk wanita dan baju adat papua untuk pria. Jika ditelisik dari segi perbedaannya, memang tidak terlalu mencolok. Hanya terdapat perbedaan di bagian bawah saja. Pakaian adat Papua juga sangat unik dengan adanya tambahan penutup kepala. Bahan yang digunakan pun sangat alami dan semua bernuansakan alam. Bagian penutup dibuat dari bahan dasar daun sagu dan dirajut dengan teliti sehingga hasilnya sangat rapi. Sedangkan untuk penutup kepala, secara khusus menggunakan burung kasuari. Sebagaimana yang diketahui, papua sendiri memang terbagi menjadi beberapa kawasan, termasuk diantaranya papua barat. Ternyata untuk masing-masing bagian pun masih mempunyai ciri khas masing-masing dari segi pakaiannya sehingga berbeda dengan pakaian dari daerah lainnya. Bukan hanya berdasarkan kawasan, baju adat papua juga didasarkan atasa zaman dan siapa pemakainya. Untuk laki-laki dan perempuan, keduanya punya masing-masing perbedaan. Pakaian Adat PapuaNama Pakaian Adat Papua Barat1. Khas Penting pakaian Adat PapuaKeunikan Baju Adat PapuaAksesoris Pakaian Adat Papua Pembahasan pertama ini didasarkan pada pembagian wilayah. Untuk wilayah papua barat sendiri, pakaian adatnya diberi nama ewer. Bahan pembuatannya sangat ramah lingkungan dan langsung diambil dari alam. Adapun bahan yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah jerami yang dikeringkan. Namun dengan adanya perkembangan zaman saat ini, untuk bagian atasannya sudah menggunakan kain sebagai penutupnya. Baju adat papua barat juga dibedakan lagi menjadi dua yaitu baju adat papua perempuan dan baju adat papua laki-laki. Pakaian adat Papua barat wanita, jerami kering rajut menjadi rok. Adapun cara merangkainya adalah menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat menjadi dua lapisan. Lapisan bagian dalam lebih panjang dibandingkan dengan bagian luar. Panjang bagian dalam mencapai lutut sedangkan bagian luarnya lebih pendek dari itu. Agar rok menjadi lebih kuat, digunakan ikat pinggang yang berdahan dasar kulit kayu berukir pola kotak dengan susunan geometris. Sedangkan untuk kaum laki-laki, pakaian yang digunakan memang masih sama dengan wanita yaitu rok rumbai. Hanya saja bagian atasnya tidak menggunakan apa-apa, alias bertelanjang dada. Namun untuk saat ini, baju adat pria sudah lebih sopan dengan bahan dasar berupa kain beludru. Bagian atasan yang biasanya bertelanjang dada, saat ini sudah menggunakan rompi dan masih menggunakan bahan yang sama. Nama Pakaian Adat Papua Barat Di Papua terdapat 3 Pakaian yang biasanya digunakan oleh masing masing Suku, berikut ini ulasan mengenai baju adat Papua Barat. 1. Sali. adatindonesia Pakaian ini secara khusus dipakai oleh mereka para perempuan yang masih lajang atau berlum menikah. Bahan dasarnya sangat menarik yaitu terbuat dari kulit pohon. 2. Holim. dentmasoci Pakaian adat Papua Holim digunakan oleh para lelaki. Asalnya dari suku dani Papua. Nama lain dari baju adat ini adalah Koteks. Cara penggunaannya adalah dengan mengikatkannya pada pinggang menggunakan seutas tali. 3. Yokal. adatindonesia Pakaian ini secara khusus hanya ditemui di daerah Papua Barat dan sekitarnya. Namun harus diingat bahwa pakaian ini hanya bisa dipakai oleh mereka yang sudah menikah. Baca juga Pakaian Adat Dayak Ciri Khas Penting pakaian Adat Papua Sebagaimana pakaian tradisional pada umumnya, Baju adat papua pun mempunyai ciri khas penting yang menjadi pembeda dengan yang lainnya. Ia juga punya pembagian berdasarkan umur yaitu untuk pemakaian dewasa dan untuk pemakaian anak-anak. Untuk anak-anak, tentu dinamakan dengan baju adat papua anak. Namun selain itu, hal terepenting lainnya adalah bagian-bagian yang harus dikenali secara pasti dari baju adat Papua itu sendiri. Adapun beberapa bagian penting yang dimaksud yang salah satunya kami kutib dari wikipedia adalah sebagai berikut. Keunikan Baju Adat Papua koteka tentu sduah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Koteka ini digunakan sebagai penutup bagian kemaluan. Namun hal mendasar yang perlu diketahui adalah makna koteka itu sendiri. Koteka berarti pakaian. Nama ini dipakai oleh suatu suku di Panial. Bentuk koteka ialah selongsong mengerucut pada bagian depan. Diikatka pada pinggang hingga mengarah pada tubuh orang umumnya, pakaian adat papua memang tidak menggunakan atasan. Sebagai penggantinya, digunakanlah gambaran. Adapun warna umum yang sering digunakan adalah putih dan merah. Warna merah sendiri berasal dari pasta liat sedangkan warna putih berasal dari kulit kerang yang dihaluskan. Namun saat ini, bisa diatakan bahwa baju adat papua modern telah muncul. Ciri khas paling mencoloknya adalah penampilannya yang lebih tertutup dan sopan dari yang rumbai hiasan kepala, digunakanlah rumbai-rumbai menyerupai mahkota. Bahan pembuatannya adalah bulu burung kasuari yang berwarna putih. Selain bulu burung kasuari, bulu kelinci juga turut digunakan dalam pembuatan hiasan kepala ini. Bentuk topi in memang sangat unik. Biasa digunakan oleh kepala suku rumbai yang ada pada bagian kepala, rok juga masih menggunakan nuansa rumbai dalam segi designnya. Rok rumbai ini juga sangat fleksibel. Bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Untuk membuat tampilan semakin klop, baju adat papua punya beberapa aksesoris andalan. Jika dilihat dan dibandingkan dengan aksesoris pakaian dari daerah lain, tentu bisa dilihat cukup berbeda signifikan. Lihat juga Tarian Papua barat Lengkap Aksesoris Pakaian Adat Papua kabar papua 1. Noken. Noken atau tas anyaman khas papua. Aksesoris berupa tas ini terbuat dari anyaman kulit kayu. Adapun fungsinya adalah untuk menyimpan umbi-umbian maupun sayur-sayuran. Pemakain noken sendiri yaitu dikaitkan pada kepala. Namun, belakangan ini cara penggunaannya adalah dengan cara diselempangkan. Mahasiswa papua sering menggunakan noken ini sebagai satu kebanggaan dari daerah asalnya. Namun jangan salah, harga noken juga sangat tinggi. Dibandrol mulai harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tas yang satu ini populer pada suku asmat. Penyebutannya ialah Esse dan masih difungsikan sebagai tempat penyimpanan. 2. Gigi hewan babi dan anjing. Aksesoris yang terbuat dari gigi hewan babi dan anjing. Untuk jenis aksesoris yang satu ini memang kerap digunakan. Gigi anjing biasanya digunakan sebagai hiasan pada kalung sedangkan gigi babi digunakan diantara lubang hidung. Itulah beberapa informasi mengenai baju adat papua. Dengan mengetahui lebih banyak mengenai budaya daerah Timur ini, maka pengetahuan Anda tentang budaya Indonesia akan bertambah. Jangan pernah bosan untuk terus memperaya pengetahuan budaya. Nlgt.
  • 33ssqeec69.pages.dev/47
  • 33ssqeec69.pages.dev/450
  • 33ssqeec69.pages.dev/168
  • 33ssqeec69.pages.dev/182
  • 33ssqeec69.pages.dev/225
  • 33ssqeec69.pages.dev/92
  • 33ssqeec69.pages.dev/317
  • 33ssqeec69.pages.dev/358
  • kebudayaan papua lengkap beserta gambar dan penjelasannya